Minggu, 19 November 2017

Penghargaan Dalam Dunia Pendidikan

Penghargaan Dalam Dunia Pendidikan


  • Pengertian penghargaan
Penghargaan adalah salah satu alat pendidikan. Jadi, maksud dari Penghargaan (Reward) ialah sebagai alat untuk mendidik supaya anak merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapatkan penghargaan. Dengan demikian anak akan lebih keras lagi kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih baik lagi.

Defenisi lain dikemukakan oleh Ramayulis bahwa penghargaan adalah suatu yang menyenangkan yang dijadikan hadiah bagi anak yang berprestasi baik dalam belajar ataupun sikap prilaku. Yang terpenting dalam penghargaan (Reward) adalah hasil yang dicapai oleh anak, dan dengan hasil tersebut pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak tersebut. Dengan kata lain, penghargaan merupakan tindakan dari pendidik yang berfungsi memperkuat penguasaan tujuan pendidikan.

Dalam pemberian penghargaan, ada penguatan yang diberikan pendidik kepada siswa. Melalui ketrampilan dasar mengajar dalam bentuk ketrampilan verbal dan non verbal. Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi.

Misalnya kata-kata benar, bagus, baik, tepat dan lain sebagainya. Sedangkan ketrampilan non verbal adalah penguatan yang diberikan pendidik melalui ungkapan atau melalui bahasa isyarat. Seperti anggukan kepala, jempol dan lain sebagainya. Melalui kata-kata itu maka siswa akan merasa puas dan tersanjung dan berbesar hati.

Penghargaan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik secar tepat dan bijaksana akan mampu membuat sikap toleransi dan saling menghargai kepada peserta didik. Penghargaan juga mampu mempererat ikatan antara pendidik dengan peserta didik. Oleh sebab itu, guru dituntut mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan mengajar dengan baik dan tepat.

Penghargaan harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik berhasil (jangan ditunda), jangan diberikan janji, karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan. Seorang pendidik juga harus menyesuaikan dengan perbuatan-perbuatan atau pekerjaan anak didik. Jangan sampai menebalkan sifat materialis pada anak didik, kemudian pendidik juga harus menghilangkan anggapan anak didik terhadap upah atau balas jasa atas perbuatan yang dilakukan.

Dalam buku teori kepribadiannya Syamsu Yusuf dkk mengatakan bahwa penghargaan dari orang lain seperti pengakuan, perhatian akan mampu menimbulkan rasa percaya diri akan kemampuan dan penampilannya, menjadi lebih kompeten dan produktif dalam semua aspek kehidupan.

  • Macam-macam Penghargaan
Untuk memeberikan penghargaan kepada anak didik merupakan suatu hal yang sangat sulit. satu yang terpenting bahwa pemberian penghargaan tidak mesti selalu berwujud barang. Anggukan kepala dengan wajah berseri, menunjukkan jempol pendidik, sudah merupakan suatu penghargaan atau hadiah.

Drs. M. Ngalim Purwanto MP. Menjelaskan macam-macam penghargaan yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Guru mengangguk-angguk karena senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan seorang anak 
b) Guru memberikan kata-kata menggembirakan (pujian)
c) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran
d) Benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak

  • Bentuk-bentuk Penghargaan
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. mengemukakan beberapa macam bentuk atau contoh sikap dan prilaku pendidik dalam memberikan penghargaan kepada anak didik yaitu:

a) Bentuk gestural: Guru yang mengagukkan kepala sebagai tanda senang dan memebenarkan suatu sikap, prilaku, atau perbuatan anak didik 
b) Verbal: Guru memberikan kata-kata yang menyenangkan berupa pujian kepada anak didik 
c) Pekerjaan: Guru memeberikan tugas yang sedikit sulit kepada seorang peserta didik, karena guru menganggap peserta didik tersebut mampu mengerjakannya 
d) Material: Berupa benda-benda yang menyenangkan yang berguna bagi anak didik. Misalnya, pensil, buku tulis, dan lain sebagainya 
e) Dalam bentuk kegiatan: Pendidik memberikan penghargaan dalam bentuk tour kependidikan ketempat-tempat tertentu kepada semua anak didik dlam satu kelas.

  • Syarat-syarat Penghargaan
Jika kita perhatikan, dari uraian diatas tentang pengertian penghargaan dan beberapa bentuk atau contoh pengharagaan yang diberikan pendidik kepada anak didik. Ternyata memeberikan penghargaan bukan hal yang mudah. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pendidik yaitu:

a) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis perlu sekali guru mengenal betul-betul muridnya dan tau menghargai dengan cepat. 
b) Penghargaan yang diberikan kepada seorang anak hendaknya tidak menimbulkan kecemburuan bagi siswa lain, karena dia merasa pekerjaannya juga baik, tetapi tidak mendapatkan penghargaan 
c) Memberikan penghargaan hendaknya hemat
d) Jangan memberikan penghargaan dengan menjanjikan terlebih dahulu sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya apalagi penghargaan yang diberikan kepada seluruh siswa di kelas 
e) Pendidik harus hati-hati dalam memberikan penghargaan, jangan sampai enak menganggap bahwa penghargaan yang diberikan kepada dia adalah sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya

  • Perlunya Penghargaan Bagi Siswa
Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Memanusiakan manusia berarti ingin menempatkan manusia sesuai proporsi dan hakikat kemanusiaannya. Sehingga manusia mampu menemukan jati dirinya. Artinya, agar setiap individu manusia itu menyadari dan memahami "siapa dia", "mengapa dia diadakan di dunia ini" dan "harus ke mana".

Namun kini banyak kalangan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan belum begitu menguasai tujuan pendidikan di atas. Terutama bagaimana pendidik (guru) menghargai anak didiknya, baik dalam hal memberikan pujian maupun penghargaan. Bisa kita amati, pendidikan di Indonesia layaknya pabrik ayam yang memproduksi telur. Pabrik tersebut akan berusaha memproduksi telur dari ayam dengan berbagai cara. Dan setelah ayam bertelur, maka telur akan dijual demi meraih keuntungan.

Memang tidak ada bedanya antara pendidikan di Indonesia dengan pabrik ayam yang memproduksi telur. Terutama ketika dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai ajang kompetisi dan ujian nasional (UN). Guru-guru dengan menggunakan metode drill seakan memaksa para siswa belajar agar ketika mengikuti kompetisi mendapatkan kemenangan dan ketika ujian nasional mendapatkan kelulusan. Dan ternyata, di balik kemenangan dan kelulusan tersebut, tak jarang para guru menjadikan peristwa kemenangan itu sebagai jalan untuk meraih sertifikasi dan kenaikan pangkat.

Para siswa yang memenangkan kompetisi dan mendapatkan kelulusan tidak mendapatkan penghargaan yang layak, meski mereka telah membawa nama baik lembaga pendidikan dan guru-gurunya. Tak jarang, beberapa guru malah membanggakan diri sendiri, karena menganggap hasil tersebut berkat kemampuannya melatih dan mendidik.

Seakan para pendidik tidak menghiraukan bagaimana perasaan para siswa yang mengikuti kompetisi dan ujian nasional yang penuh ketegangan dan kecemasan. Tegang dan cemas bila ternyata gagal dan hanya mendapatkan amarah dan mungkin cacian dari guru-gurunya yang menganggap bahwa mereka tidak melaksanakan instruksi sebagaimana mestinya.

  • Pentingnya Penghargaan 
Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum ad-din menulis, "Jika pada seseorang anak menonjol akhlak baik dan perbuatan terpujinya, maka ia patut dimuliakan, digembirakan dan dipuji di depan orang banyak untuk memberikan semangat berakhlak mulia dan berbuat terpuji." Memuliakan anak dan memberi semangat dengan hadiah atau dengan ucapan yang manis sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling mencintai."

Karakter setiap manusia, terutama anak (peserta didik), pasti lebih menyukai mendapat penghargaan yang sifatnya berwujud maupun tidak berwujud. Dan ia pun akan berusaha keras mendapatkannya. Karena itu, seorang guru hendaknya merespons apa yang disukai seorang anak. Guru harus bisa memberikan hadiah-hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.

Seorang siswa yang rajin, berakhlak baik, dan yang dapat menjalankan kewajiban, layak memperoleh hadiah dari gurunya. Kala itulah, anak itu akan menemukan jiwanya senang menerima itu di hadapan teman-temannya. Sebab, pada usia pelajar, jiwa seorang anak lebih dipenuhi insting suka memiliki (Muhammad Jameel Zeero, Nida' ilal Murabbiyin wal Murabbiyat, hal: 95).

Pujian sebagai bentuk penghargaan merupakan salah satu alat pendidikan yang diberikan kepada murid sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapainya. Secara didaktis, pujian atau penghargaan beserta segala macamnya, menurut al-Ghazali, telah menjadi anutan para pakar pendidikan di zamannya.

Menurut istilah didaktik, pujian atau penghargaan merupakan "fungsi reinforcement" atau fungsi penguatan yang lebih mendorong pada anak untuk semakin meningkatkan prestasi yang pernah diraihnya (Zainudin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hal: 86).

"The reward of a thing well done is to have done it" (Ralph Waldo Emerson, penyair dan filsuf Amerika). "Penghargaan bagi sesuatu yang dilakukan dengan baik ialah telah melakukannya. Sehingga, dengan adanya penghargaan, dalam hal ini pujian, merupakan salah satu alat pendidikan kuratif yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Maka, tidak salah bila pujian yang merupakan penghargaan menjadi salah satu bentuk alat pendidikan yang mampu memberikan motivasi belajar bagi siswa. Manakala seorang siswa mendapatkan penghargaan karena dia berprestasi, tentu semangat belajarnya pun akan meningkat, karena keinginan untuk mempertahankan dan menaikkan prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa akan meningkat ketika prestasi dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan belajar itu diiringi penghargaan dan apresiasi yang baik.

Karena itu, pemberian penghargaan berupa pujian berperan sangat signifikan dalam upaya peningkatan motivasi belajar demi tercapainya keberhasilan pendidikan. Dan hal itu akan memberikan semangat bagi anak terhadap pekerjaan dan prestasi baik yang telah dilakukannya. Dengan begitu, siswa akan bertambah semangat lagi meningkatkan prestasinya dan termotivasi untuk mempertahankannya.

  • Peran Guru 
Dalam pelaksanaan pendidikan, tiap anak memiliki motivasi (dorongan/alasan) untuk melaksanakan kegiatan. Dalam pendidikan, motivasi yang kuat memudahkan pencapaian tujuan, karena motivasi yang kuat ini melahirkan usaha aktivitas dan minat yang benar dalam mencapai tujuan itu. Motivasi adalah dorongan yang sangat menentukan tingkah laku dan perbuatan manusia. Ia menjadi kunci utama dalam menafsirkan dan melahirkan perbuatan manusia. 

Peran yang demikian menentukan ini, dalam konsep Islam disebut sebagai niyyah dan ibadah. Niyyahmerupakan pendorong utama manusia untuk berbuat atau beramal. Sementara ibadah adalah tujuan manusia berbuat atau beramal. Maka, perbuatan manusia berada pada lingkaran niyyah dan ibadah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan bahwa perbuatan sangat ditentukan oleh niyyah.

Peran guru sangat penting dalam mengarahkan dan menjelaskan kepada siswa tentang fungsi dan tujuan adanya penghargaan tersebut. Jangan sampai para siswa dalam menuntut ilmu hanya mengharapkan penghargaan. Penghargaan hanya seperti jembatan: hanya untuk menyeberang menuju tujuan. Dengan begitu, siswa akan paham bahwa yang terpenting adalah bagaimana mereka belajar dengan lebih baik tanpa pamrih.

**Referensi:
- http://repository.uin-suska.ac.id/4514/3/BAB%20II.pdf
- http://abuenadlir.blogspot.co.id/2012/12/perlunya-penghargaan-bagi-siswa.html

Related Posts

Penghargaan Dalam Dunia Pendidikan
4/ 5
Oleh

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya. jazakumullah khairan katsiraa..