Minggu, 19 November 2017

Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia

Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia



Pendidikan di Finlandia dikenal sebagai sistem pendidikan terbaik di seluruh dunia. Sejak hasil ujian internasional Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) keluar pada tahun 2000, Finlandia mendapat perhatian khusus dari seluruh dunia. Remaja Finlandia berhasil menempati peringkat pertama bersama dengan Korea Selatan dan Jepang. Pada hasil tersebut, Finlandia menempati peringkat pertama di Literasi Membaca, keempat di Matematika, dan ketiga di Ilmu Alam. Pendidikan berkualitas tersebut bergantung banyak pada kualitas jajaran pendidiknya yang diberikan kebebasan penuh dalam meramu kurikulum dan menentukan metode dan materi belajar-mengajar. Keberhasilan tersebut telah menarik sekitar 100 delegasi dari 40-45 negara di seluruh dunia untuk mengunjungi Kementerian Pendidikan Finlandia pada masa 2005-2011 dan mempelajari kunci sukses sistem pendidikan disana. Finlandia juga telah melakukan ekspor sistem pendidikannya ke negara-negara lain.

Sistem pendidikan di Finlandia tidak memberlakukan pemeringkatan institusi pendidikan dan merupakan sistem inklusif dimana semua siswa dianggap setara dalam haknya untuk mendapatkan pendidikan. Karenanya, tidak ada pembagian kelas menurut kompetensi akademis maupun bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Tahun pelajaran sekolah dimulai pada bulan Agustus dan berakhir di bulan Juni dengan total 190 hari sekolah. Murid bersekolah lima hari dalam seminggu dengan jumlah pelajaran berkisar antara 19-30 per minggunya, tergantung dari tingkat pembelajaran serta jumlah kelas pilihan yang diambil.

Pemerintah Finlandia memastikan semua warga negara mendapat hak mendapatkan pendidikan yang sama. Mayoritas sekolah di Finlandia adalah sekolah negeri. Sekolah swastatidak banyak berbeda secara kualitas dan proses belajar-mengajarnya dibandingkan dengan sekolah negeri. Kementerian Pendidikan Finlandia bertanggung jawab dalam meramu kerangka kebijakan sistem dan implementasi kependidikan di Finlandia, sedangkan implementasinya sendiri merupakan tanggung jawab dari Agensi Kependidikan Nasional Finlandia. Kedua institusi tersebut bekerja sama dalam meramu tujuan pembelajaran, serta isi dan metode pembelajaran untuk tingkat prasekolah hingga menengah atas dan pendidikan andragogi. Administrasi setiap sekolah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah yang menentukan alokasi dana, kurikulum lokal, dan perekrutan staf pendidikan. Pemerintah daerah diperbolehkan untuk mendelegasikan tanggung jawab tersebut ke masing-masing sekolah.

Kesuksesan Pendidikan di Finlandia

Selama ini masyarakat Indonesia cukup banyak membaca dan melihat berita mengenai nyamannya bersekolah di Finlandia. Apa bedanya sekolah di Indonesia dengan di negara kecil tersebut?

Begitu banyak ulasan di Facebook atau Youtube mengenai Finlandia. Beberapa dari kita mungkin juga penasaran, apakah benar di sana murid-murid tidak diberi PR, dan tidak ada ujian? Apa benar murid-murid di Finlandia tidak dibiarkan menghafal? Kalau benar, pasti menyenangkan sekali. Bukan begitu? Tak heran, banyak yang penasaran tentang pendidikan di negara kecil jumlah total penduduk tak lebih dari 6 juta orang tersebut. Siswa-siswa Finlandia selalu memperoleh peringkat atas pada tes PISA atau Programme for International Student Assessment.

Dipikir-pikir, apa mungkin negara dengan jumlah penduduk separuh Jakarta ini bisa memiliki kualitas pendidikan tingkat dunia? Apalagi, negara ini tidak seagresif negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, atau Singapura misalnya, yang menyetel pendidikan mereka menjadi lebih cepat.

Di Indonesia, rasa penasaran terhadap pendidikan di negara nordik ini mengemuka kembali. Ini terjadi terutama setelah muncul muncul gagasan untuk memberlakukan sistem full day school dalam sistem pendidikan nasional. Gagasan yang dilontarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sejak awal 2016 dan sempat mendapat "lampu hijau" dari Presiden Joko Widodo) itu mendapat bermacam respon penolakan. Sebagian besar mempertanyakan seberapa jauh durasi sekolah formal mampu berbanding lurus dengan kualitas pemahaman siswa. Ada yang mengatakan hal ini justru akan membebani siswa, keluarga, bahkan guru. Tak ayal, banyak juga yang membandingkan dengan sistem pendidikan di negara-negara lain. Dari situlah, orang merujuk pada segala yang terjadi di Finlandia.

Apa yang sesungguhnya terjadi di Finlandia barangkali bisa memberi pencerahan. Timothy D. Walker, dalam buku terbarunya "Teach Like Finland" atau Mengajar seperti Finlandia membocorkan beberapa kunci dan strategi sederhana tentang pendidikan di Finlandia. Timothy atau akrab disapa Tim menulis buku ini berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai mantan guru di AS yang mengajar di sebuah sekolah dasar di Finlandia. Tim menemukan beberapa kesimpulan.

Pertama, pendidikan di Finlandia sangat memperhatikan kesejahteraan (well-being), baik itu murid maupun guru.

"Di hari-hari pertama mengajar, saya menghabiskan waktu istirahat untuk mengecek materi pengajaran saya atau mengecek email, seperti yang biasa saya lakukan di AS. Sementara itu, guru-guru Finlandia malah bersantai di ruang guru sambil ngopi," tulis Tim. 

Tidak berapa lama, seorang guru mendatangi Tim dan mengajaknya bergabung, sambil berkata, "Saya sangat khawatir dengan kesehatan Anda. Apakah Anda tertekan, ingat Anda adalah tuan atas pekerjaan, jangan sampai diperbudak oleh pekerjaan."

Tim melihat itu sebagai salah satu paradigma yang sangat positif. Pendidikan di Finlandia memperhatikan dengan sungguh, kesejahteraan, baik fisik maupun batin setiap individu. Ini tampak pula dalam kebijakan bagi para siswa. Siswa di Finlandia gemar memanfaatkan waktu rehat untuk bermain dan berkejar-kejaran, bahkan tiap sekolah menyediakan alat bermain. Para siswa juga diminta untuk bergabung di sebuah klub minat dan bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya. Ini sangat memungkinkan sebab total jam sekolah rata-rata hanya 18 jam per minggunya.

Adakah PR di Finlandia? Sepertinya itu adalah mitos yang telanjur populer, dan sayangnya, menurut Tim, itu tidak benar. Para siswa tetap mendapatkan PR, namun diberikan dengan sangat memperhitungkan tingkat kesulitannya. Para guru memberikan PR yang tidak berat, bahkan rata-rata dapat dikerjakan dalam waktu 30 menit saja. Intinya, mereka ingin para siswa benar-benar mendapatkan istirahat yang cukup sepulang sekolah, dan dapat melanjutkan aktivitas yang lain.

Selain itu, Tim juga melihat bahwa para siswa rata-rata mandiri. Sekolah dan masyarakat Finlandia bekerja sama untuk mengupayakan siswa-siswa yang mandiri. Percayalah, Anda akan terkaget-kaget melihat siswa SD yang pergi-pulang sekolah sendirian, naik bus atau kereta. Dari semangat mandiri itulah para siswa terbiasa untuk berpikir dengan cermat, bahkan menembus batasannya.

Selain hal-hal itu, Tim menyebutkan kunci lainnya, seperti upaya untuk memberikan rasa dimiliki atau sense of belonging, ikhtiar untuk mengajarkan hal-hal yang mendasar, kemampuan untuk bersatu dengan alam yang damai, dan masih banyak lagi. Bab terakhir buku ini berjudul unik: Jangan Lupa Bahagia! Ini merupakan tips pamungkas di penghujung buku.

Tim hendak menggarisbawahi bahwa esensi pendidikan yang sewajarnya berjalan seiring dengan prinsip universal hidup bagi masing-masing orang. Kebahagiaan diberi tempat yang utama dalam kurikulum di Finlandia. Orang Indonesia tentu sering mendengar banyak orang tua atau guru yang tergoda untuk "mencambuk" anak sendiri untuk bisa menguasai banyak hal di luar kemampuannya. Anak-anak pun bekerja dengan tanpa henti, belajar dengan tergesa-gesa. Akibatnya apa? Pendidikan berjalan dengan terpaksa sebab lebih seperti sebuah siksaan. Pendidikan menjadi tidak menyenangkan.

Di Finlandia sistem pendidikan yang membahagiakan menjadi fokusnya. Anak yang gembira mempelajari banyak hal dengan mudah dan menyenangkan.

Pentingnya Kualitas Guru Dalam Sistem Pendidikan di Finlandia

Salah satu elemen penting dalam pendidikan adalah guru karena ia yang bertugas untuk mengajar, mendidik, melatih, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi murid-muridnya di sekolah. Sehingga sekolah-sekolah harus memiliki guru yang berkualitas. 

Salah satu kunci Finlandia menjadi negara dengan predikat sistem pendidikan terbaik di dunia karena memiliki guru yang berkualitas. Menurut laporan The Guardian, guru-guru di Finlandia harus melalui seleksi dan pelatihan yang cukup ketat. Tak sembarang orang yang dipilih untuk menjadi guru di negara tersebut. Guru-guru dilatih agar dapat memilih metode apa yang akan mereka gunakan di dalam kelas. Guru-guru juga bebas dari persyaratan eksternal seperti adanya inspeksi, pengujian standar dan kontrol dari pemerintah. Finlandia sudah meniadakan proses inspeksi sekolah sejak tahun 1990-an. 

“Guru-guru harus memiliki pendidikan berkualitas sehingga mereka benar-benar tahu bagaimana menggunakan kebebasan yang diberikan kepadanya dan belajar memecahkan masalah dengan cara yang berbasis penelitian”, kata Leena Krokfors, profesor dari Helsinki University kepada The Guardian. Mengajar adalah profesi yang paling “dihormati” di Finlandia dan mengajar di sekolah dasar adalah karir yang paling dicari. Kualitas guru di Finlandia semakin tinggi karena banyak yang melamar menjadi guru adalah lulusan terbaik dari universitasnya, menurut Centre on International Education Benchmarking (CIEB). Sedangkan di Indonesia, kualitas guru masih rendah. Hal itu diketahui dari hasil tes kompetensi terhadap para guru yang menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Padahal kunci kesuksesan pendidikan ada di tangan guru.

Kualitas guru yang tinggi serta memiliki komunikasi yang baik dengan orang tua menjadi salah satu kunci bagi Finlandia untuk selalu berada di puncak sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia sejak tahun 2000. 

Di Indonesia, kita masih kerap mendengar orangtua yang sibuk menyalahkan guru jika anaknya tak lulus sekolah. Di sisi lain, masih ada pula masalah struktural, misalnya kekurangan guru di daerah terpencil. Belum lagi honor dan tunjangan yang kerap terlambat diterima. Atau bahkan, dibanyak daerah, gaji yang tak bisa membuat guru hidup layak.

**Referensi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Finlandia
- http://edukasi.kompas.com/read/2017/08/07/16293131/terbongkar--rahasia-sukses-pendidikan-di-finlandia-
- https://tirto.id/membedah-rahasia-kesuksesan-pendidikan-finlandia-cl8G

Related Posts

Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia
4/ 5
Oleh

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya. jazakumullah khairan katsiraa..